Setiap bisnis online tentu ingin membuat proses pengembalian konsumen yang lebih sederhana sehingga pelanggan lebih tertarik untuk membeli. Kebijakan pengembalian juga bisa mempengaruhi keputusan pelanggan dalam melakukan pembelian, tapi tidak hanya berdampak pada keputusan pembelian, kebijakan tersebut juga punya dampak pada lingkungan. Untuk menghasilkan dan mengirimkan sebuah produk tentu terdapat jejak karbon. Lalu setelah produk dibeli dan di tangan konsumen, apa yang terjadi ketika pembeli itu berubah pikiran dan ingin mengembalikannya?Dan bagaimanakah Anda mencegah dampak pengembalian pada lingkungan tersebut?
Meskipun terlihat sederhana dan tidak memiliki toko fisik, bisnis online ternyata punya andil yang cukup besar bagi lingkungan terutama dalam perubahan iklim. Semua aspek rantai pasokan bisnis tentunya akan berdampak negatif terhadap lingkungan termasuk ketika industri menghasilkan lebih banyak limbah dan karbon dioksida.
Konsumen telah terbiasa dengan jasa pengiriman yang cepat, gratis, dan pengembalian bebas biaya. Hal inilah yang kemudian membuat para konsumen memesan dan berbelanja produk dari toko online lebih sering dan lebih banyak lagi. JIka mereka tidak cocok dengan barang yang mereka beli, maka mereka akan dapat dengan mudah mengembalikannya. Dengan meningkatnya angka belanja online maka dampak negatif pada lingkungan akan semakin nyata. Oleh sebab itulah para pemilik bisnis harus benar-benar mewaspadai dampak tersebut dan mempertimbangkan bisnis yang lebih berkelanjutan.
Untuk mengurangi dampak pengembalian bagi lingkungan akibat angka belanja online dan pengembalian konsumen yang semakin meningkat, sebagai pemilik bisnis Anda bisa menerapkan beberapa solusi berikut dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan.
Mengubah Pola Pikir Konsumen
Selain berkembangnya zaman dan kepedulian masyarakat akan isu lingkungan, pola pikir konsumen juga bergeser ke arah bisnis yang berkelanjutan. Bisnis, "go green" saat ini bukan hanya tren opsional, tetapi secara nyata mempengaruhi proses pemikiran dan keputusan konsumen. Menurut Forbes, 87% pelanggan akan membeli produk dengan yang memiliki manfaat untuk masyarakat sekaligus bermanfaat untuk lingkungan. Selain itu, 92% konsumen juga akan lebih cenderung mempercayai perusahaan yang mendukung masalah sosial dan lingkungan saat ini terutama mereka yang berasal dari generasi milenial. Sebanyak 70% dari milenial menyatakan bahwa fokus lingkungan yang dijalankan oleh suatu bisnis mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Milenial menjadi kelompok sasaran yang menarik bagi banyak bisnis e-commerce karena daya beli mereka yang terus meningkat. Jika Anda ingin menargetkan generasi Milenial dan meningkatkan daya beli mereka, pastikan Anda mengangkat isu lingkungan dan menerapkan bisnis yang berkelanjutan untuk meminimalisir dampak pengembalian dalam bisnis Anda..
Ada banyak perubahan praktis dan berkelanjutan yang dapat dilakukan pemilik bisnis terkait dengan kemasan yang digunakan. Jika Anda ingin menjadi bisnis yang peduli dengan lingkungan, hal pertama yang bisa Anda perhatikan adalah kemasan produk Anda sendiri. Ada banyak pilihan material yang dapat digunakan untuk kemasan terutama kemasan daur ulang yang ramah lingkungan. Menggunakan tas belanja dan kotak pesanan dari bahan daur ulang juga bisa menjadi solusi untuk membantu mengurangi penggunaan kemasan plastik. Anda bisa melakukan riset bersama tim untuk mendapatkan kemasan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain mempertimbangkan kemasan, Anda juga mesti mempertimbangkan bagaimana produk tersebut dihasilkan. Anda bisa memilih produsen, pemasok, pembeli, dan sumber daya lainnya yang tepat membangun bisnis yang lebih berkelanjutan,
Pengembalian adalah salah satu aspek e-commerce yang berpotensi mencemari lingkungan dan berkontribusi pada perubahan iklim. Di Amerika saja, pengembalian yang dilakukan oleh konsumen menghasilkan 5 miliar pon limbah TPA dan 15 juta ton emisi karbon setiap tahunnya; Jumlah tersebut setara dengan jumlah sampah yang dihasilkan oleh 5 juta orang dalam waktu setahun. Salah satu faktor penyumbang terbesar dalam pengembalian adalah masalah ukuran yang tidak sesuai. Entah konsumen secara tidak sengaja membeli ukuran yang salah, atau mereka memang berbelanja produk dengan berbagai ukuran dan berusaha mengembalikan ukuran yang tidak sesuai.
Selain ukuran, masalah lain yang kerap menyebabkan pengembalian adalah masalah deskripsi produk yang tidak sesuai atau foto yang berbeda. Kedua masalah ini sebenarnya dapat diatasi dengan memperbaiki deskripsi, foto atau informasi yang diberikan kepada konsumen.
Anda bisa menggunakan teknologi pengembalian seperti perangkat lunak untuk memproses pertukaran dan pengembalian pelanggan seperti ReturnKey. ReturnKey dapat membantu bisnis Anda untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan serta memberikan informasi kepada Anda mengapa produk tersebut dikembalikan Informasi tersebut tentunya bisa Anda gunakan untuk memperbaiki produk dan layanan dalam bisnis Anda.
Terkadang Anda tidak bisa menghindari pengembalian konsumen termasuk jika barang yang dikembalikan mengalami cacat atau kerusakan dalam pengiriman. Ada beberapa solusi yang bisa Anda gunakan jika Anda tidak tahu apakah Anda harus membuangnya atau tidak.
Mendaur ulang produk yang dikembalikan memastikan bahwa produk tersebut tidak hanya dihancurkan atau dibuang. Tidak sia-sia, seluruh produk yang dikembalikan nantinya akan diubah menjadi produk baru, atau akan diubah menjadi bahan mentah yang selanjutnya bisa digunakan untuk membuat produk lain. Anda juga bisa membangun sebuah bisnis berkelanjutan dengan menawarkan program daur ulang untuk pelanggan. Misalnya Anda menawarkan diskon 20% jika pelanggan membawa barang lama mereka dengan merek Anda untuk ditukar dengan barang yang baru yang selanjutnya barang lama mereka akan didaur ulang atau didonasikan pada pihak yang membutuhkan.
Daripada mengirim barang bekas ke tempat pembuangan sampah, sebenarnya Anda juga bisa memanfaatkan situs preloved atau marketplace yang menjual barang bekas pakai untuk dijual kembali dengan harga yang lebih murah atau Anda bisa membuat halaman khusus di website Anda untuk barang bekas pakai. Konsep yang sama dengan Thrift store tapi Anda akan membuatnya lebih mudah dan tetap mendapatkan keuntungan meskipun barang dikembalikan.
Anda juga bisa bermitra dengan pusat donasi atau badan amal yang bersedia menerima produk bekas yang dikembalikan oleh pelanggan Anda. Hal ini juga bisa menjadi pendekatan yang bagus karena selain memperhatikan isu lingkungan Anda juga bisa mempromosikan kepedulian sosial lewat bisnis Anda dan bukan tidak mungkin pelanggan akan merasa terkesan dengan apa yang bisnis Anda lakukan. Mungkin barang yang dikembalikan tidak berguna untuk Anda atau pelanggan tapi bisa jadi sangat berguna untuk mereka yang membutuhkan. Jadi daripada membuangnya ke tempat sampah, ada baiknya Anda mendonasikannya pada yang membutuhkan.
Semuanya tergantung pada Anda jika ingin meminimalkan dampak lingkungan dari bisnis yang Anda jalankan. Proses pengembalian memang bisa berdampak buruk pada lingkungan tapi jika Anda bijaksana dan mengusung asas keberlanjutan, maka Anda dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan meningkatkan loyalitas pelanggan pada bisnis atau merek yang Anda kembangkan. Ada banyak cara untuk mengurangi dampak pengembalian pada lingkungan Anda sambil tetap memberikan pengalaman yang luar biasa pada pelanggan Anda. Jangan lupa untuk menghubungi ReturnKey jika Anda ingin menciptakan pengalaman pengembalian yang mengesankan dan berkelanjutan untuk pelanggan Anda.